Skip to main content

Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Dilan, hari ini aku senang karena bisa mengenal kamu. Perkenalan kita hanya berlangsung tiga jam, Lan, tetapi sangat berkesan. Aku boleh bilang cinta, jangan? Hehehe, sayangnya kamu sudah punya Milea.

Milea mujur sekali bisa dekat dengan kamu. Kamu romantis dan lucu, Lan. Gadis-gadis jadi terpikat, tidak terkecuali aku. Omong-omong, kalian berdua lucu, ya. Aku tidak berhenti tertawa menyimak percakapan kalian. Kali lain, aku tersipu oleh rayuanmu, yang aku tahu ditujukan ke Milea bukan ke aku. Oh ya, Lan, dari sekian banyak percakapan kamu, aku paling suka yang ini.

"Apa?" tanyaku.
"Lupa," jawab Dilan. "Tolong bilang ke ibumu."
"Bilang apa?"
"Aku mencintai anak sulungnya."
"Ha ha ha ha. Tolong bilangin juga ke Bunda."
"Apa?
"Terima kasih sudah melahirkan orang yang aku cintai."
"Siapa?" Dilan nanya.
"Ada aja."
"Siapa?"
"Kamu! Ih!" kataku.
"Ha ha ha ha."

Lan, kasih tahu Milea kalau dia jadi buat aku ingin mengutarakan hal yang sama. Tetapi ke Tuhan. Terima kasih Tuhan atas ciptaan-Mu yang luar biasa indah. Aku suka. Mengaguminya membuatku otomatis mengagumi-Mu.

"Nanti kalau kamu mau tidur," katanya. "Percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu gak akan denger."
"Nah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan, jangan rindu."
"Kenapa?" kutanya.
"Berat," jawab Dilan. "Kau gak akan kuat. Biar aku saja."
"Ha ha ha. Biarin."

Lan, aku boleh titip pesan, nggak? Tolong kamu bilang ke dia kalau aku diam-diam rindu sebelum tidur. Hehe, kamu yang bilang, ya. Soalnya aku malu. (/.\)
Sudah dulu, ya, Lan. Bulan depan, aku akan melanjutkan kisahmu dengan Milea di buku kedua. Sampai jumpa lagi, Dilan. Assalamualaikum.

Luv,
Nadia Almira Sagitta


sumber gambar

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun