Skip to main content

Es Mentimun dan Oreo Cake

¡Hola! 

Malam ini aku mau berbagi cerita tentang menu buka puasaku beberapa hari lalu. Late post, hehe. 

Tadaaa, ini dia es mentimun dan oreo cake! Beberapa saat setelah aku mengunggah foto makanan ini di Instagram, teman-teman pada nanya cara membuat oreo cake-nya. Ada yang mengira resep ini menyertakan kue bolu. Wkwk, cake di situ nggak bermakna benar-benar kue, kok. Aku hanya memakai tiga bahan: oreo, krim kocok, dan gula halus. Berikut detailnya:

(1 porsi)
7 butir oreo
1/2 kotak krim kocok (whipping cream) cair ukuran 250ml
gula halus secukupnya

Cara membuat:
1. Pisahkan oreo dari filling-nya.
2. Hancurkan oreo, tidak perlu terlalu halus.
3. Campurkan krim kocok dengan filling oreo dan gula halus.
4. Tata oreo dan krim kocok secara bersusun di secangkir gelas atau jar.
5. Dinginkan oreo cake di kulkas selama 4--5 jam.

Selesaaaai! Mudah, bukan? Iya, bagian susun-menyusun tampaknya mudah. Akan tetapi, kau tak tak tahu perjuanganku mengocok whipping cream. Cerita sedikit, nih, ya. Aku baru pertama kali melihat, memegang, dan membeli sendiri bungkusan whipping cream cair di supermarket. WCC yang kubeli bermerek Anchor. Harganya Rp27.500,00 di Hypermart. Kubeli saja WCC tersebut tanpa tahu bagaimana cara mengolahnya. Kan ada Youtube, pikirku. Di rumah, segera kutonton video "How To Make Whipped Cream?" yang bertebaran di Youtube. Kebanyakan memakai mikser dan whisk, tetapi karena dua benda itu tak kumiliki, kucari lagi video "How To Make Whipped Cream Without Mixer". Akhirnya, kutemukan juga video membuat krim kocok dengan menggunakan garpu! Yes, anak kosan banget. Garpu. Sederhana saja, aku tinggal mengocok krim sampai terlihat kental. Perbedaannya dengan mikser dan whisk tentu saja dari segi waktu. Waktu yang kuhabiskan untuk mengocok whipping cream adalah...jeng-jeng-jeng SETENGAH JAM! Lengan apa kabar? Pegal, Mak, katanya. :p

Sayangnya, hasil whipping cream-ku tidak sehalus di video. Mulanya persis sama, tetapi kukocok terus sampai teksturnya berubah. Ckckck. Sok ngide. Major fatal-ku terletak pada pendinginan. Aku tak mendinginkan bahan dan peralatan sama sekali. That's why aku menghabiskan banyak waktu di proses pengocokan. Berdasarkan sumber internet dan kawanku, semestinya whipping cream, garpu, dan wadah didinginkan di kulkas minimal dua jam agar mempermudah proses pengocokan. Aku mana tahu. Sing penting, takkan kuulangi lagi kesalahan satu ini. -_-v

After being refrigerated for five hours, my oreo cake looks really good. Benar-benar menggugah selera di kala puasa. :9 
 
Selanjutnya, aku mau cerita soal salah satu minuman favoritku, yaitu es mentimun! Haha, kalau tidak salah, aku pertama kali mencobanya di Blok M saat berjalan-jalan sama Ayah. Salah satu kedai pujasera menjual es mentimun. Aku ingat, kedai tersebut menjual berbagai kuliner Aceh. Hm, mungkin itu alasannya aku juga menemukan es mentimun di Medan. Jangan-jangan ini memang populer di Sumatera?

Cara membuatnya mudah saja. Hanya butuh empat bahan: satu mentimun, sirup melon, air, dan gula pasir. Wkwk. Parut mentimun dan masukkan ke gelas berisi air sirup plus gula pasir. Sebaiknya, gula pasirnya kamu larutkan terlebih dahulu. Panaskan saja sedikit air dan gula pasir sebelum kamu tuangkan ke gelas. Bisakah sirup melon digantikan dengan coco pandan atau rose? Tentu saja bisa. Aku menggunakan sirup melon karena ingin mempertahankan warna hijaunya si mentimun. Silakan berkreasi sesuka hati.

Selamat berpuasa dan menyiapkan makanan berbuka, gengs.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta



dok. pribadi

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.