Skip to main content

Adriana

sumber gambar


Sore ini aku menonton Adriana. Ini film adaptasi novel berjudul sama, Adriana. Film ini berkisah tentang sejarah Jakarta. Para penggemar sejarah mesti nonton ini. Seriously, I dare you. Aku sudah berkali-kali membaca novelnya, tetapi belum juga bisa memecahkan sendiri teka-teki yang disuguhkan oleh Fajar Nugros. Luar biasa memang. Ada kisah cinta, sejarah, dan persahabatan. Paket lengkap, Mamen. Berikut ini kutipan film Adriana favoritku. (Catatan: kutipan di bawah ini tergolong spoiler, jangan baca jika tidak ingin rasa penasaran kalian padam!)

"Impian itu, kan, letaknya nggak harus selalu di atas, kadang kamu hanya perlu ngelihat ke bawah dan mengejar impianmu." (Sobar, Adriana)

"Negara ini sudah diperbudak selama tiga setengah abad, Mamen. Lo masih mau memperpanjang sejarah perbudakan negeri ini? Dulu kita dijajah Belanda karena kita masih bodoh, Men. Orang bodoh dijajah sama orang pinter itu udah biasa. Elo dijajah cinta, Men, dijajah cinta!" (Sobar, Adriana)
Dijajah cinta, Mamen... Jadi, selama ini aku dijajah cinta? Aaaargh, ini kutipan paling ngena.

"Kita satu SMA, lho, tapi kamu nggak pernah lihat mungkin, ya. Tapi yang nggak kelihatan, belum tentu nggak ada, kan."
"Aku Andra, biasa dipanggil Ma..."
"Mamen."
"Yes. I'm your man."
(Adriana, 2014)

Yang nggak kelihatan belum tentu nggak ada, kan? Ini mah pas banget sama kehidupan anak nerd. Adrianaaaa, aku padamu! Anyway, Andra romantis. I'm your man, oh my!

Soundtrack film ini juga bagus. Favoritku ada dua: Lepas (Monita) dan Cerita Kita (Eva Celia)

Dari semua yang pernah aku coba
Dari segala yang ingin aku punya
Kaulah yang teristimewa
(Cerita Kita)

Sekian lama kucoba mengungkapkan
Arti hadirmu dalam setiap nafasku
Selalu kugapai dalam setiap harapan
Namun kulepaskan, meski tak ingin
(Lepas)

Aku tahu kuharus lupakanmu cepat atau lambat. Akan kulepaskan, meski tak ingin... Lagu ini diputar di penghujung film. Tepat sekali menggambarkan perasaan Sobar. Sobar, bersabarlah kau seperti namamu. Harapan yang gugur akan tergantikan oleh kuncup baru. Kau juga, Putri Harapan Pertama. Untuk sementara ini, kau putri harapan dan kebanggaan kedua orang tuamu. Kelak, kaulah putri harapan pertama seorang pemuda. Kau ia tempatkan di mimpinya paling utama. Harapannya nomor satu. Bersabarlah karena saat itu 'kan datang. Cepat atau lambat.

I give 4 of 5. ♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun